Materi
UKG 2015 kelas Rendah
1.1.1 Menjelaskan
tahapan perkembangan perilaku dan pribadi peserta didik
Karakteristik Perkembangan Anak Usia
SD/MI (Usia 7-13 tahun)
A. Segi Psikomotori
1. Anak sudah memiliki gerakan yang bebas dan
aman. Hal ini berguna untuk melakukan berbagai gerakan motorik kasar jasmani &
seperti memanjat, berlari dan menaiki tangga.
2. Memiliki kemampuan dalam melakukan
koordinasi dan keseimbangan badan. Misalnya ketika berjalan atau berlari dengan
berbagai pola.
3. Anak sudah dapat memperkirakan
kegiatan!gerakan yang berbahaya dan tidak berbahaya.
4. Anak sudah dapat memakai pakaian dengan
rapi.
5. Anak sudah bisa menunjukkan kebersihan dalam
berpakaian, badan dan alat-alat yang dibawa
B. Segi Mental
1. Anak sudah mulai memahami beberapa konsep
abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda
2. Anak sudah dapat menghubungkan suatu objek
atau kejadian dengan konsep tertentu yang bersifat abstrak. Misalnya tentang
luas dan volume
3. Anak dapat menunjukkan kreativitasnya dalam
membentuk sesatu karya tertentu
4. Anak dapat menciptakan sesiatu bentuk!benda
dengan menggunakan alat
5. Anak dapat membuat gambar-gambar dengan
menggunakan sudut perspektif sederhana
6. Anak dapat menampilkan sifat ingin tahu
7. Anak dapat merumuskan dan menunjukkan
pengertian terhadap sesuatu
8. Anak sudah dapat mengikuti peraturan yang
berlaku umum
9. Anak dapat menyelesaikan tugas yang
diberikan guru, baik sendiri maupun kerjasama
10. Anak dapat menunjukkan aktivitasnya dalam
berbagai kegiatan sekolah maupun di lingkungannya
11. Anak dapat memperlihatkan insiatif dan
alternative untuk memecahkan masalah-masalah tertentu.
C. Segi
Sosial + Emosionalitas
1. Anak mulai tidak suka terikat dengan orang
dewasa
2. Anak dapat menunjukkan penghargaan terhadap
guru atau orang de(asa lainnya
3. Anak dapat menunjukkan sikap empati terhadap
suatu kondisi
4. Anak menunjukkan keceriaan dalam berbagai
aktivitas bersama kelompok teman sebayanya
5. Anak dapat menunjukkan sikap marah dalam
kondisi yang wajar
6. Anak menunjukkan kepedulian terhadap orang
lain
7. Anak menunjukkan tenggang rasa dan
penghargaan terhadap teman
8. Anak menunjukkan rasa solidaritas terhadap
teman sekelompoknya
9. Anak telah memiliki kemauan untuk
men*eritakan sesuatu kepada teman-temannya
1.1.2 Menjelaskan
implikasi (keterlibatan) prinsip-prinsip perkembangan perilaku dan pribadi peserta
didik terhadap pendidikan
Pertumbuhan fisik peserta didik usia SD/MI lebih lambat dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan masa sebelumnya (masa bayi dan TK awal) dan sesudahnya (masa puber dan remaja). Jadwal waktu pertumbuhan fisik tiap anak tidak sama, ada yang berlangsung cepat, sedang atau lambat. Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan fisik anak antara lain:
1.
Pengaruh keluarga
a. Faktor keturunan Membuat anak menjadi gemuk
dari pada anak lainnya. Perbedaan ras suku bangsa (orang Amerika, Eropa, dan
Australia cenderung lebih tinggi dari pada orang Asia).
b. Faktor lingkungan Akan membantu
menentukan tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan anak tersebut.
Lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada tinggi tubuh.
c. Jenis Kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih tinggi dan lebih berat dibandingkan dengan anak
perempuan, kecuali pada usia 12-15 tahun.
d. Gizi dan
kesehatan Anak yang memperoleh gizi cukup biasanya lebih tinggi tubuhnya
dan relatif lebih cepat mencapai masa puber dibandingkan dengan anak yang
bergizi kurang. Anak yang sehat dan jarang sakit biasanya mempunyai tubuh sehat
dan lebih berat dibanding dengan anak yang sering sakit.
e. Status sosial dan ekonomi Fisik anak dari kelompok
ekonomi rendah cenderung lebih kecil dibandingkan dengan keluarga ekonomi
cukup atau tinggi. Keadaan status ekonomi mempengaruhi peran keluarga dalam
memberi makan, gizi dan pemeliharan kesehatan serta kegiatan pekerjaan yang
dilakukan anak.
f. Gangguan
Emosional Anak yang sering mengalami gangguan emosional akan menyebabkan
terbentuknya steroid adrenalin yang berlebihan. Hal ini menyebabkan
berkurangnya hormon pertumbuhan pada kelenjar pituitary, akibatnya anak
mengalami keterlambatan perkembangan memasuki masa puber. Bagi anak usia SD
atau MI, reaksi yang diperlihatkan orang lain terutama oleh teman-teman
sebayanya terhadap ukuran dan proporsi tubuhnya mempunyai makna penting.
Apabila ukuran-ukuran dan proporsi tubuh anak berbeda jauh dengan teman
sebayanya anak akan merasa kelainan, tidak mampu dan rendah diri.
1.1.3 Membedakan berbagai jenis kecerdasan peserta
didik berdasarkan ciri-cirinya
Struktur
pengetahuan juga menjelaskan tentang tingkat kecerdasan peserta didik pada usia
SD. Dengan adanya beberapa kecerdasan tiap individu, maka memungkinkan
terjadinya kecerdasan ganda (multiple intelligence), sehingga perlu
diadakannya semacam tes untuk mengetahui tingkat intelegensi tiap individu yang
biasa disebut dengan IQ (Intelligence Quotient). IQ merupakan hasil bagi usia
mental dengan usia kronologis atau kalender dikalikan seratus. Dengan berpegang
pada satuan ukuran IQ, maka kecerdasan dikategorikan dalam tabel berikut (Sukmadinata,
2003):
IQ
Kategori
140-…… Genius
130-139 Sangat cerdas 1
120-129
Cerdas
110-119
Di atas normal
90-109
Normal
80-89
Di bawah normal
70-79 Bodoh
50-69 Debil
25-49 Imbecil
Menurut
Howard Gardner, seorang psikolog
terkemuka dari Universitas Haryard menyatakan ada delapan kecerdasan yang
dimiliki oleh manusia, diantaranya adalah:
1. Kecerdasan linguistik
Orang
yang memiliki kecerdasan ini merupakan seseorang yang pandai mengolah kata-kata
saat berbicara maupun menulis. Orang tipe ini biasanya gemar mengisi TTS,
bermain scrable, membaca, dan bisa mengartikan bahasa tulisan dengan jelas.
Jika orang memiliki kecerdasan ini, maka pekerjaan yang cocok
adalah;
jurnalis, penyair, atau pengacara.
2. Kecerdasan matematik atau logika
Tipe
kecerdasan ini adalah orang yang memiliki kecerdasan dalam hal angka dan
logika. Mereka mudah membuat klasifikasi dan kategorisasi, berpikir dalam pola
sebab akibat, men*iptakan hipotesis, dan pandangan hidupnya bersifat rasional.
Pekerjaan yang cocok jika memiliki kecerdasan ini adalah ilmuwan,
akuntan, atau progammer.
3. Kecerdasan spasial
Mereka
yang termasuk ke dalam tipe ini memiliki kepekaan tajam untuk visual, keseimbangan,
warna, garis, bentuk, dan ruang. Selain itu, mereka juga pandai membuat sketsa
ide dengan jelas. Pekerjaan yang cocok untuk tipe kecerdasan ini adalah; arsitek, fotografer,
desainer, pilot, atau insinyur.
4. Kecerdasan kinetik dan
jasmani
Orang
tipe ini mampu mengekspresikan gagasan dan perasaan. Mereka menyukai
olahraga dan berbagai kegiatan yang mengandalkan fisik. Pekerjaan yang cocok
untuk mereka adalah atlet, pengrajin, montir, dan penjahit
5. Kecerdasan musikal
Mereka
yang termasuk ke dalam tipe ini mampu mengembangkan, mengekspresikan, dan
menikmati bentuk musik dan suara. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan
musikal yaitu suka bersiul, mudah menghafal nada lagu yang baru didengar,
menguasai salah satu alat musik tertentu, peka terhadap suara sumbang, dan
gemar bekerja sambil bernyanyi. Pekerjaan yang cocok untuk mereka adalah
penyanyi atau pencipta lagu.
6. Kecerdasan interpersonal
Orang
tipe ini biasanya mengerti dan peka terhadap perasaan, intensi, motivasi,
watak, dan temperamen orang lain. Selain itu, mereka
juga mampu menjalin kontak mata dengan baik,
menghadapi orang lain dengan penuh perhatian, dan mendorong orang lain menyampaikan
kisahnya. Pekerjaan yang cocok untuk orang tipe ini antara lain networker,
negosiator,
atau guru.
7. Kecerdasan intrapersonal
Orang
tipe ini memiliki kecerdasan pengetahuan akan diri sendiri dan mampu bertindak
secara adaptif berdasarkan pengenalan diri. Ciri-cirinya yaitu suka bekerjasendiri,
cenderung cuek, sering mengintropeksi diri, dan mengerti kekuatan dan kelemahan
yang dimilikinya. Pekerjaan yang cocok untuk mereka yaitu konselor atau
teolog.
8. Kecerdasan naturalis
Orang
yang memiliki kecerdasan ini mampu memahami dan menikmati alam dan
menggunakannya secara produktif serta mengembangkan pengetahuannya mengenai
alam. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan ini yaitu mencintai lingkungan,
mampu mengenali sifat dan tingkah laku hewan, dan senang melakukan
kegiatan di luar atau alam. Kecerdasan ini biasanya dim
1.1.4. Membedakan berbagai aspek perkembangan peserta
didik berdasarkan ciri-cirinya
Secara umum perkembangan peserta
didik dapat dikelompokkan ke dalam tiga aspek perkembangan, yaitu perkembangan
fisik, kognitif, dan psikososial.
1. Perkembangan
aspek fisik
Perkembangan fisik atau yang disebut
juga pertumbuhan biologis (biological growth) meliputi perubahan-perubahan dalam
tubuh (seperti; pertumbuhan otak, sistem saraf, organ-organ indrawi,
pertambahan tinggi dan berat, hormon, dll.), dan perubahan-perubahan cara-cara
individu dalam menggunakan tubuhnya (seperti perkembangan keterampilan motorik
dan perkembangan seksual), serta perubahan dalam kemampuan fisik (seperti
penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya)
2. Perkembangan
aspek kognitif
Perkembangan kognitif adalah salah
satu aspek perkembangan peserta didik yang berkaitan dengan pengertian
(pengetahuan), yang semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana
individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya. Perkembangan kognitif ini
meliputi perubahan pada aktivitas mental yang berhubungan dengan persepsi,
pemikiran, ingatan, keterampilan berbahasa, dan pengolahan informasi yang memungkinkan
seseorang memperoleh pengetahuan, memecahkan masalah, dan merencanakan masa
depan, atau semua proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu
mempelajari memperhatikan, mengamati, membayangkan, memperkirakan menilai dan
memikirkan lingkungannya.
3. Perkembangan Aspek Psikososial
Perkembangan psikososial adalah
proses perubahan kemampuan-kemampauan peserta didik untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial yang lebih luas. dalam proses perkembangan ini peserta
didik diharapkan mengerti orang lain, yang berarti mampu menggambarkan ciri-cirinya,
mengenali apa yang dipikirkan dirasakan dan diinginkan serta dapat menempatkan
diri pada sudut pandang oranglain, tanpa kehilangan dirinya sendiri, meliputi
perubahan pada relasi individu dengan orang lain, perubahan pada emosi dan
perubahan kepribadian
1.1.5 Menjelaskan tahapan perkembangan kemampuan
intelektual peserta didik
Jean Piaget, membagi perkembangan
intelektual peserta didik menjadi 4 tahap; 1.
1. Tahap Sensori
motor (0,0-2,0), tahap berfikir melalui gerakan dan, perbuatan
2. Tahap
pra-operasional (2,9-7,0), cirinya; skema berfikir masih terbatas, suka meniru
3. Tahap operasional konkrit (7,0-11,0), mulai memahami aspek, komulatif
materi
4. Tahap operasional
formal (11,0-14,0), anak telah memiliki kemampuan, mengkoordinasi dua ragam
kemampuan kognitif
1.1.6 Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam
kemampuan intelektual berdasarkan ciri-cirinya
1.1.7
Menjelaskan tahapan perkembangan kecerdasan emosi peserta didik
1.1.8
Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam kecerdasan emosi berdasarkan
ciri-cirinya
1.1.9
Mendeskripsikan tahapan perkembangan kecerdasan spiritual peserta didik
1.1.10
Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam kecerdasan spiritual berdasarkan
ciri-cirinya
1.1.11.
Mendeskripsikan proses perkembangan aspek sosial peserta didik
1.1.12
Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam keterampilan sosial berdasarkan
ciri-cirinya
1.1.13
Mendeskripsikan tahapan perkembangan aspek moral peserta didik
1.1.14
Mendeskripsikan keragaman peserta didik dalam perkembangan moral berdasarkan
ciri-cirinya
1.1.15
Mendeskripsikan ciri-ciri perkembangan fisik remaja
1.1.16
Mendeskripsikan ciri-ciri remaja yang sehat secara fisik
1.2.1
Mengidentifikasi bakat peserta didik
1.2.2
Mengidentifikasi minat peserta didik
1.2.3
Mengidentifikasi kecerdasan emosi peserta didik
1.2.4
Mengidentifikasi kecerdasan spiritual peserta didik
1.2.5
Mengidentifikasi keterampilan sosial peserta didik
1.2.6
Mengidentifikasi perkembangan aspek moral peserta didik
1.2.7 Mengidentifikasi pembelajaran yang
memfasilitasi pengembangan kreativitas peserta didik
1.3.1
Menjelaskan cara mengidentifikasi kemampuan ajar awal
1.4.1
Menjelaskan pengertian kesulitan belajar
1.4.2
Menjelaskan cara menentukan kesulitan belajar
1.4.3
Menentukan kesulitan belajar
1.4.4
Menentukan faktor penyebab kesulitan belajar
1.4.5
Menjelaskan cara mengatasi kesulitan belajar melalui pembelajaran dalam lima
mata pelajaran SD/MI
2.1.1 Menganalisis teori belajar yang
sesuai dengan karakteristik siswa SD/MI
2.1.2
Menganalisis prinsip-prinsip pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
siswa SD/MI
2.1.3
Menentukan prinsip-prinsip pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran di SD/MI
2.2.1.
Membedakan pengertian pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran
2.2.2.
Mengidentifikasi pendekatan pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam
lima mata pelajaran
2.2.3.
Mendeskripsikan pendekatan dan strategi pembelajaran dalam lima mata pelajaran
2.2.4.
Mendeskripsikan metode dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif
dalam lima mata pelajaran
2.2.5.
Merancang kegiatan pembelajaran sesuai pendekatan pembelajaran yang dipilih
2.3.1.
Menganalisis rasional penerapan pendekatan pembelajaran tematik terpadu di
SD/MI
2.3.2.
Menjelaskan karakteristik pembelajaran tematik terpadu
2.3.3.
Mendeskripsikan tahapan pembelajaran tematik terpadu
2.3.4.
Mengidentifikasi contoh aktivitas pembelajaran tematik terpadu sesuai prinsip
keterpaduan
3.1.1
Menjelaskan rasional pengembangan Kurikulum
3.1.2
Mengindentifikasi prinsip pengembangan kurikulum
3.1.3
Menjelaskan fungsi dan peranan kurikulum
3.2.1
Menganalisis keterkaitan Standar Kompetensi Lulusan dengan Kompetensi Inti dan
Kompetensi Dasar
3.2.2
Menganalisis kesesuaian indikator pembelajaran dengan kompetensi dasar
3.2.3
Mengidentifikasi contoh tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi dasar
3.3.1
Mengindentifikasi pengalaman belajar yang sesuai dengan karakteristik lima mata
pelajaran SD/MI
3.3.2
Memilih pengalaman belajar yang sesuai dengan lima mata pelajaran SD/MI
3.4.1
Menganalisis materi pembelajaran yang sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan
karakteristik peserta didik usia SD/MI
3.4.2
Mengidentifikasi kesesuaian materi pembelajaran dengan kompetensi dasar
3.4.3
Menentukan materi pembelajaran yang esensial sesuai dengan kompetensi dasar
yang telah ditentukan
3.4.4
Menganalisis kesesuaian materi ajar dengan pengalaman belajar yang telah
ditentukan
3.4.5
Mengklasifikasikan materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan
pengalaman belajar dan tujuan
pembelajaran
yang telah ditentukan
3.5.1
Menentukan urutan materi pembelajaran berdasarkan hirarkhi sesuai dengan
tututan KD peserta didik usia SD/MI.
3.52.
Menentukan Materi Pembelajaran sesuai Tema
3.5.3 Menyusun materi pembelajaran sesuai
dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik usia SD/MI
3.6.1.Menganalisis
Indikator pada pemetaan Kompetensi dasar
3.6.2
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi sesuai KD dari lima mata pelajaran
SD/MI
3.6.3
Menganalisis Bentuk Penilaian berdasarkan KI, KD dan indikator
3.6.4
Menentukan Instrumen Penilaian berdasarkan bentuk penilaan sesuai dengan
Indikator
3.6.5.
Menyusun Rubrik penilaian sesuai degan Instrumen yang digunakan
4.1.1 Mengindentifikasi prinsip-prinsip
perancangan pembelajaran yang mendidik.
4.1.2
Menjelaskan prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik.
4.1.3
Mengidentifikasi prinsip-prinsip pengembangan RPP sesuai kurikulum yang berlaku
4.2.1
Mengidentifikasi komponen-komponen rancangan pembelajaran sesuai kurikulum yang
berlaku
4.2.2
Memilih padanan antara kompetensi dasar pengetahuan dan keterampilan
4.2.3
Menentukan kompetensi dasar sikap yang sesuai dengan penerapan kompetensi dasar
aspek pengetahuan
4.2.4
Mengidentifikasi indikator pencapaian kompetensi aspek pengetahuan,
keterampilan atau sikap
4.2.5 Menyusun bahan ajar sesuai dengan
indikator KD lima mata pelajaran SD/MI
4.3.1
Merancang pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas,
laboratorium, maupun lapangan.
4.4.1
Melaksanakan pembelajaran pembelajaran yang mendidik di kelas, laboratorium,
maupun lapangan sesuai ramburambu kurikulum yang berlaku
4.4.2
Mendemonstrasikan pembelajaran yang mendidik di kelas, di laboratorium, dan di
lapangan dengan memperhatikan standar keamanan yang dipersyaratkan.
4.5.1
Menjelaskan pengertian media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan lima mata pelajaran SD/MI
4.5.2
Menjelaskan fungsi dan manfaat media dalam pembelajaran sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan lima mata pelajaran SD/MI
4.5.3
Mengidentifikasi media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik
dan lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.5.4
Memilih media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan lima
mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh
4.5.5
Memberikan contoh pemanfaatan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik
peserta didik dan lima mata pelajaran SD/MI untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara utuh
4.5.6
Menggunakan media pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan
lima mata pelajaran SD/MI untuk
mencapai
tujuan pembelajaran secara utuh
4.5.7
Mengembangkan media pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan
karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran
yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh.
4.6.1
Menimbang rasional keputusan transaksional dalam dalam lima mata pelajaran
SD/MI sesuai dengan situasi yang berkembang.
4.6.2
Mengambil keputusan transaksional dalam dalam dalam lima mata pelajaran SD/MI
sesuai dengan situasi yang berkembang.
4.6.3
Menentukan KD dan indikator dari lima mata pelajaran SD/MI yang dapat
ditematikan sesuai dengan situasi yang berkembang
4.6.4
Mengevaluasi keputusan transaksional dalam lima mata pelajaran SD/MI sesuai
dengan situasi yang berkembang.
5.1.1 Mengidentifikasi jenis-jenis media
teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran
5.1.2
Memilih media teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai untuk membantu
proses pembelajaran
5.1.3
Memanfaatkan media teknologi informasi dan komunikasi yang sesuai untuk
membantu proses pembelajaran
6.1.1
Mengidentifikasi kemampuan aspek pengetahuan peserta didik
6.1.2
Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan aspek
pengetahuan untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.1.3
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan aspek
pengetahuan untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.1.4
Mengidentifikasi kemampuan aspek keterampilan peserta didik
6.1.5
Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan aspek
keterampilan untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.1.6
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi perbedaan kemampuan aspek
keterampilan untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.1
Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi bakat untuk
mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.2
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi bakat untuk mencapai
prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.3
Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi minat untuk mencapai
prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.4
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi minat untuk mencapai prestasi
belajar optimal peserta didik
6.2.5
Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi kecerdasan
emosi untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.6
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi kecerdasan emosi untuk
mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.7
Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi kecerdasan
spiritual untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.8
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi kecerdasan spiritual
untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.9
Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi keterampilan
sosial untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.10
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi keterampilan sosial
untuk mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.11
Menentukan kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi moral untuk
mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.12
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi aktualisasi moral untuk mencapai
prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.13
Menjelaskan peran pembelajaran yang inovatif dalam meningkatkan kreativitas
peserta didik
6.2.14
Melaksanakan pembelajaran yang memfasilitasi pengembangan kreativitas untuk
mencapai prestasi belajar optimal peserta didik
6.2.15
Menerapkan berbagai kegiatan pembelajaran yang kreatif untuk mengaktualisasikan
potensi peserta didik.
6.2.16
Memberikan kesempatan belajar kepada peserta didik sesuai dengan cara
belajarnya masing-masing
6.2.17
Mengembangkan kegiatan pembelajaran untuk mendorong pencapaian prestasi belajar
peserta didik
6.2.18
Melaksanakan berbagai latihan yang mendukung kemampuan pemecahan masalah
7.1.1
Mengidentifikasi berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik dan
santun, baik secara lisan maupun tulisan bagi peserta didik kelas awal.
7,1.2
Menentukan strategi komunikasi yang efektif, empati dan santun, baik secara lisan
maupun tulisan bagi peserta didik kelas awal.
7.1.3
Memilih strategi komunikasi yang efektif, empati, dan santun, baik secara lisan
maupun tulisan, untuk mendukung pembelajaran bagi peserta didik kelas awal.
7.2.1
Memotivasi peserta didik untuk menyiapkan kondisi psikologis dalam interaksi
pembelajaran dengan bahasa yang khas secara efektif, empati, dan santun.
7.2.2
Menanggapi pertanyaan dan pendapat peserta didik untuk mendukung penyiapan
kondisi psikologis peserta didik kelas awal dengan bahasa yang khas secara
efektif, empati, dan santun
7.2.3
Memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk
merespons dalam interaksi pembelajaran dengan bahasa yang khas secara efektif,
empati, dan santun.
7.2.3
Memberikan pertanyaan atau tugas sebagai undangan kepada peserta didik untuk
merespons dalam interaksi
pembelajaran
dengan bahasa yang khas secara efektif, empati, dan santun
7.2.4
Merespon pendapat dan pertanyaan peserta didik kelas awal dalam interaksi
pembelajaran dengan bahasa yang khas secara efektif, empati, dan santun
7.2.5
Memberikan tanggapan terhadap respon peserta didik dalam interaksi pembelajaran
dengan bahasa yang khas secara efektif, empati, dan santun
8.1.1 Menjelaskan pengertian penilaian, pengukuran,
dan evaluasi dalam pembelajaran
Pengukuran adalah kegiatan
membandingkan sesuatu dengan ukuran tertentu dan bersifat kuantitatif.
1. Penilaian adalah kegiatan mengambil
keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan
kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif.
2. Evaluasi adalah kegiatan yang meliputi
pengukuran dan penilaian
3. Apabila ada seseorang yang memberikan kepada
kita 2 pensil yang berbeda ukuran ,yang satu panjang dan yang satu lebih pendek
dan kita diminta untuk memilihnya, maka otomatis kita akan cenderung memilih
pensil yang panjang karena akan bisa lebih lama digunakan. Kecuali memang ada
kriteria lain sehingga kita memilih sebaliknya.
4. Peristiwa menjual dan membeli di pasar.
Kadang kala sebelum kita membeli durian di pasar, sering kali kita membandingkan
terlebih dahulu durian yang ada sebelum membelinya. Biasanya kita akan mencium,
melihat bentuknya, jenisnya ataupun tampak tangkai yang ada pada durian
tersebut untuk mengetahui durian manakah yang baik dan layak dibeli.
8.1.2 Menjelaskan jenis dan bentuk penilaian
Jenis Penilaian:
1. Kuis; isian atau jawaban singkat yg menanyakan
hal-hal prinsip.
2. Jawaban Singkat; mengukur pemahaman
terhadap konsep, prinsip, atau teorema.
3. Ulangan Harian; dilakukan se*ara
periodik pada akhir pembelajaran KD tertentu.
4. Ulangan Tengah Semester dan Akhir Semester;
dilakukan dengan menggabungkan beberapa KD.
5. Tugas Individu; diberikan dalam waktu-waktu
dan kebutuhan tertentu dalam berbagai bentuk (klipping, paper, dsb).
6. Tugas Kelompok; digunakan untuk menilai
kompetensi kerja kelompok.
7. Responsi atau Ujian Praktek; digunakan
pada MP tertentu yg membutuhkan praktikum, baik pra (untuk mengetahui kesiapan)
maupun pasca (untuk mengetahui pencapaian KD tertentu).
8. Laporan Kerja Praktik; dilakukan pada
MP yang membutuhkan praktikumdengan mengamati suatu gejala dan dilaporkan.
9. Portofolio; Penilaian dengan metode pengumpulan informasi
atau data secara sistematik, atas hasil pekerjaan seseorang (popham:1994).
• Salah satu
metode penilaian berkesinambungan yang memiliki hasil penilaian dengan akurasi
yang tinggi.
• Kumpulan hasil
belajar ! karya peserta didik #hasil-hasil tes, tugas perorangan,
praktikum& yang dinilai proses kemajuannya baik se*ara analitik, holistik
atau kombinasi keduanya.
•
Berfungsi sebagai alat untuk mengetahui
kemajuan (progress) tentang kompetensi yang telah dicapai dan mendiagnosis
kesulitan belajar dll.(bagi guru, peserta didik dan orang tua).
Bentuk Penilaian :
•
Tes Tertulis
Obyektif : Pilihan ganda, Menjodohkan, benar
Salah
• Non obyektif : Kuis, jawaban Singkat,
uraian
• Tes Lisan
• Tes Perbuatan
• Tes Perbuatan
Non Tes:
Angket, Kuesioner,
6heck-list, Inventori, Skala Sikap, dan pengamatan
Produk
8.1.3 Menjelaskan pengertian tes dan nontes
Tes
1. Mengukur
pengetahuan (kognitif) selain itu mencakup aspek afektif dan psikomotori
2. Kualitatif
3. Kemungkinan
jawaban adalah benar atau salah
Non Tes
1. Menilai sikap dan
kepribadian (afektif)
2. Kuantitatif
3. Jawabannya kurang
pasti, missal: setuju , sangat setuju , ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak
setuju (kemungkinan jawaban bergantung pada testee)
8.1.4 Membedakan penilaian, pengukuran, evaluasi,
dan tes
Perbedaan antara tes, pengukuran dan
penilaian terletak pada waktu dan fungsinya. Tes digunakan sebagai alat atau media untuk memperoleh informasi
tentang orang lain. Pengukuran
digunakan untuk memberi angka pada karakteristik tertentu yang dimiliki oleh
orang, hal, atau obyek yang diambil dari sebuah tes. Sedangkan penilaian digunakan untuk mengambil
keputusan berdasarkan data-data yang diperoleh berdasarkan pengukuran
sebelumnya.Perbedaannya terletak pada ruang lingkup dan pelaksanaannya. Ruang
lingkup penilaian lebih sempit dan biasanya hanya terbatas pada salah satu
komponen atau aspek saja, seperti prestasi belajar. Pelaksanaan penilaian
biasanya dilakukan dalam konteks internal. Ruang lingkup evaluasi lebih luas,
mencangkup semua komponen dalam suatu sistem dan dapat dilakukan tidak hanya
pihak internal tetapi juga pihak eksternal. Evaluasi dan penilaian lebih bersifat komprehensif yang
meliputi pengukuran, sedangkan tes merupakan salah satu alat (instrument)
pengukuran. Pengukuran lebih membatasi pada gambaran yang bersifat kuantitatif (angka-angka)
tentang kemajuan belajar peserta didik, sedangkan e)aluasi dan penilaian lebih
bersifat kualitatif. Keputusan penilaian tidak hanya didasarkan pada hasil
pengukuran, tetapi dapat pula didasarkan hasil pengamatan dan wawancara.Perhatikan
ilustrasi berikut ini:
“Bu Fida ingin mengetahui apakah
peserta didiknya sudah menguasai kompetensi dasar dalam mata pelajaran IPA.
Untuk itu, Bu Fida memberikan tes tertulis dalam bentuk objektif pilihan
ganda sebanyak 50 soal kepada peserta didiknya (artinya Bu Fida sudah
menggunakan tes). $elanjutnya, Bu Fida memeriksa lembar jawaban peserta didik
sesuai dengan kunci jawaban, kemudian sesuai dengan rumus tertentu dihitung
skor mentahnya. Ternyata, skor mentah yang diperoleh peserta didik sangat
ber'ariasi, ada yang memperoleh skor 25, 36, 44, 47, dan seterusnya (sampai disini
sudah terjadi pengukuran). Angka atau skor-skor tersebut tentu belum
mempunyai nilai/ makna dan arti apa-apa. Untuk memperoleh nilai dan arti
dari setiap skor tersebut, Bu Fida melakukan pengolahan skor dengan pendekatan
tertentu. Hasil pengolahan dan penafsiran dalam skala 0–10 menunjukkan bahwa
skor 25 memperoleh nilai 5 (berarti tidak menguasai), skor 36 memperoleh
nilai 6 (berarti cukup menguasai), skor 44 memperoleh nilai 8 (berarti
menguasai), dan skor 47 memperoleh nilai 9 (berarti sangat memuaskan). $ampai
disini sudah terjadi proses penilaian. Ini contoh dalam ruang lingkup penilaian
hasil belajar. Jika Bu Fida menilai seluruh komponen pembelajaram maka berarti
terjadi evaluasi.
8.1.5 Tujuan, fungsi, dan prinsip-prinsip penilaian
dalam proses pembelajaran
1. Tujuan Penilaian
Hasil Belajar;
a. Tujuan Umum :
1) Menilai
pencapaian kompetensi peserta didik
2) Memperbaiki
proses pembelajaran
3) Sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan belajar siswa.
b. Tujuan Khusus :
1) Mengetahui kemajuan dan hasil belajar siswa
2) Mendiagnosis kesulitan belajar
3) Memberikan umpan balik/ perbaikan proses
belajar mengajar
4) Penentuan kenaikan kelas
5) Memotivasi belajar siswa dengan cara
mengenal dan memahami diri dan merangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
2. Fungsi Penilaian Hasil Belajar
Fungsi penilaian hasil belajar sebagai
berikut:
a. Bahan
pertimbangan dalam menentukan kenaikan kelas.
b. Umpan
balik dalam perbaikan proses belajar mengajar.
c. Meningkatkan
moti)asi belajar siswa.
d. Evaluasi
diri terhadap kinerja siswa.
3. Prinsip-prinsip
Penilaian Hasil Belajar
Dalam melaksanakan penilaian hasil
belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut:
1. Valid/
Sahih
Penilaian hasil
belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan
dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar
kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai
dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
2. Objektif
Penilaian hasil belajar peserta
didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyekti)itas penilai, perbedaan latar
belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional.
3. Transparan/
terbuka
Penilaian hasil belajar oleh
pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan
dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat
diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan.
4.
AdilPenilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik
karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya,
adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
5. Terpadu
Penilaian hasil belajar oleh
pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran.
6. Menyeluruh dan berkesinambungan
Penilaian hasil belajar oleh
pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik
penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7.
SistematisPenilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan
bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku.
8. AkuntabelPenilaian hasil belajar oleh pendidik
dapat dipertanggungja(abkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya.
9. Beracuan
kriteria
Penilaian hasil belajar oleh
pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
8.1.6
Menerapkan prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran
Valid
Misal dalam
pelajaran penjaskes, guru menilai kompetensi permainan badminton siswa, penilaian dianggap valid jika
menggunakan test praktek langsung, jika menggunakan tes tertulis
maka tes tersebut tidak valid.
Obyektif
Guru memberi nilai 85 untuk materi volley
pada si A yang merupakan tetangga dari guru
tersebut, namun si B, yang kemampuannya lebih baik, mendapatkan nilai hanya 80.
ini adalah penilaian yang bersifat subyektif dan tidak disarankan. Pemberian
nilai haruslah berdasarkan kemampuan siswa tersebut.
Adil
Guru penjaskes laki-laki hendaknya tidak
memandang fisik
dan rupa dari murid perempuan yang cantik kemudian memberi perlakuan
khusus, semua murid berhak diperlakukan sama saat KBM
maupun dalam pemberian nilai. Nilai yang diberikan sesuai dengan kenyataan
hasil belajar siswa tersebut.
Transparan
Pada tahun ajaran baru, guru
menerangkan tentang kesepakatan pemberian nilai dengan
bobot masing-masing
aspek, misal, Partisipasi kehadiran diberi
bobot 20%, tugas individu dan kelompok 2%, Ujian tengahsemester 25%, ujian akhir
semester 35%. Sehingga disini terjadi keterbukaan penilaian antara
murid dan guru.
Bermakna
Bagi
guru, hasil penilaian dapat bermakna untuk
melihat seberapa besar keberhasilan
metode pembelajaran yang digunakan, sebagai
evaluasi untuk perbaikan kedepan,
serta memberikan pengukuran prestasi belajar
kepadasiswa.
Menyeluruh
Dalam penilaian hasil akhir belajar, guru Seni budaya
mengumpulkan berbagai bukti aktivitas siswa
dalam catatan sebelumnya, penilaian yangdikumpulkan
mulai dari pengetahuan tentang seni budaya, keterampilan menari, menggambar, bermusik, kehadiran dalam KBM, dan
penilaian sikap pesertadidik, semua hal tersebut digabungkan menjadi
satu dan menghasilkan nilai.
Akuntabel
Guru bahasa mandarin dapat menjelaskan
secara benar kepada pihakterkait, tentang proses penilaian, teknik penilaian, prosedur, dan hasil yangsesuai dengan
kenyataan kemampuan hasil belajar peserta didiknya.
8.1.7
Menjelaskan lingkup penilaian dalam
pembelajaran
Hasil belajar peserta didik dapat
diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu:
(1) domain kognitif (pengetahuan atau yang mencakup
kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika + matematika),
(2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang
mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi, dengan kata lain
kecerdasan emosional),
(3) domain psikomotor (keterampilan atau yang mencakup
kecerdasan kinestetik, kecerdasan visual-spasial, dan kecerdasan musik
8.1.8 Menjelaskan ketuntasan belajar dalam pembelajaran
Pembelajaran tuntas (mastery
learning)
Merupakan suatu pendekatan
pembelajaran untuk memastikan bahwa semua siswa menguasai hasil pembelajaran
yang diharapkan dalam suatu unit pembelajaran sebelum berpindah ke unit
pembelajaran berikutnya.Perbandingan karakteristik pendekatan pembelajaran konvensional
dan pembelajaran tuntas.
Pembelajaran tuntas (mastery learning) dalam proses
pembelajaran berbasis kompetensi dimaksudkan adalah pendekatan dalam
pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh
standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Dalam model
yang paling sederhana, dikemukakan bahwa jika setiap peserta didik diberikan waktu
sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika
dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan peserta didik
akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi jika peserta
didik tidak diberi cukup waktu atau dia tidak dapat
menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan
kompetensi peserta didik tersebut belum optima
8.1.9
Mengidentifikasi prinsip-prinsip penilaian dan evaluasi proses dan hasil
belajar sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.1.10
Mengidentifikasi jenis instrumen dan teknik penilaian proses dan hasil belajar
pada kompetensi sikap spiritual dan sosial.
8.1.11
Mengidentifikasi jenis instrumen dan teknik penilaian proses dan hasil belajar
pada kompetensi pengetahuan dan keterampilan
8.1.12
Mengembangkan penilaian autentik dalam pembelajaran tematik dengan pendekatan
saintefik sesuai dengan karakteristik lima mata pelajaran SD/MI.
8.2.1 Menjelaskan aspek-aspek penilaian
proses dan hasil belajar
8.2.2
Mengidentifikasi prinsip-prinsip dasar penilaian proses dan hasil belajar yang
penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik lima mata
pelajaran SD/MI.
8.2.3
Mengidentifikasi aspek penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
8.2.4
Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan
karakteristik
lima mata pelajaran SD/MI.
8.3.1
Menjelaskan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
8.3.2
Menjelaskan prosedur penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
8.3.3
Mengidentifikasi teknik penyusunan butir instrumen penilaian hasil belajar
8.3.4
Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar
8.4.1.
Menentukan teknik evaluasi proses dan hasil belajar
8.4.2.
Menentukan instrumen evaluasi proses dan hasil belajar
8.4.3.
Merancang tahapan proses evaluasi dan hasil belajar
8.4.4.
Menyusun kisi-kisi penilaian proses dan hasil belajar sesuai dengan indikator
pencapaian kompetensi
8.4.5.
Memvalidasi soal yang akan digunakan
8.4.6.
Memvalidasi instrumen yang akan digunakan
8.4.6.
Menganalisis butir-butir soal yang digunakan
8.4.7.
Menganalisis dan merevisi instrumen yang digunakan
8.5.1.
Memverifikasi hasil evaluasi sesuai dengan jenis-jenis penilaian
8.5.2.
Menentukan prosedur sistem pengadministrasian penilaian proses dan hasil
belajar
8.5.3.
Menyusun laporan hasil evaluasi dan penilaian pembelajaran
8.6.1.
Mengidentifikasi hasil evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan
prinsip-prinsip penilaian hasil belajar.
8.6.2.
Mengolah hasil penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan.
8.6.3.
Menyimpulkan hasil penilaian proses dan hasil belajar
8.7.1.
Mengumpulkan data hasil proses penilaian dan evaluasi belajar.
8.7.2.
Menentukan teknik evaluasi proses dan hasil belajar
8.7.3.
Menentukan langkah-langkah teknik evaluasi penilaian proses dan hasil belajar
8.7.4.
Menerapkan teknik evaluasi proses dan hasil belajar
8.7.5
Menyusun laporan hasil evaluasi proses dan hasil belajar.
8.7.6.
Menyimpan data dan instrumen evaluasi proses dan hasil belajar
9.1.1
Menentukan Kreteria Ketuntasan belajar dengan menggnakan penilaian dan evaluasi
proses dan hasil belajar
9.1.2. Mengkonstruksikan hasil penilaian
dan evaluasi dengan KKM yang sudah ditentukan
9.2.1.
Menentukan tujuan dan sasaran program remedial dan pengayaan
9.2.2.
Merancang program remedial dengan menggunakan hasil penilaian dan evaluasi
proses dan hasil pembelajaran
9.2.3.
Merancang program pengayaan dengan menggunakan hasil penilaian dan evaluasi
proses dan hasil pembelajaran
9.3.1
Membuat laporan penilaian dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran
9.3.2
Mengkomunikasikan penilaian dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran kepada
siswa, wali murid/orang tua, kepala sekolah, pemangku kepentingan, dan
pemerintah
9.4.1
Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran sebagai bahan
penyusunan rancangan pembelajaran yang akan dilakukan selanjutnya.
9.4.2
Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran sebagai bahan
perbaikan proses belajar
9.4.3
Memanfaatkan informasi hasil penilaian dan evaluasi pembelajaran sebagai bahan
pengayaan proses belajar
9.4.4
Memanfaatkan informasi penilaian untuk pengembangan penilaian pembelajaran
10.1.1
Menjelaskan konsep dan definisi kegiatan reflektif terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
10.1.2
Menjelaskan prinsip reflektif terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10.1.3
Menjelaskan tujuan dan sasaran Reflektif terhadap pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
10.1.4
Menjelaskan teknik-teknik reflektif
10.1.5
Melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan.
10.2.1
Menentukan komponen pembelajaran yang perlu diperbaiki dan dikembangkan
berdasarkan hasil refleksi pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.
10.2.2
Menentukan permasalahan yang harus diselesaikan berdasarkan hasil refleksi
untuk perbaikan dan pengembangan lima mata pelajaran SD/MI.
10.2.3
Merancang program remidial dan pengayaan dari hasil refleksi pembelajaran lima
mata pelajaran SD/MI.
10.2.4
Menyusun laporan hasil Reflektif (Jurnal Belajar)
10.3.1
Menjelaskan pengertian, karakteristik, dan prinsip-prinsip PTK
10.3.2
Identifikasi dasar-dasar penelitian tindakan kelas (PTK) untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran lima mata pelajaran SD/MI.
10.3.3
Mengidentifikasi permasalahan Pembelajaran di kelas terkait lima mata pelajaran
SD/MI yang dapat dipecahkan dengan PTK.
10.3.4
Memilih masalah di kelas yang dapat dipecahkan dengan PTK terkait lima mata
pelajaran SD/MI
10.3.5
Merumuskan masalah di kelas terkait lima mata pelajaran SD/MI yang dapat
dipecahkan dengan PTK
10.3.6
Melakukan refleksi atas pembelajaran yang telah di lakukannya selama mengajar
10.3.7
Membuat rancangan tindakan yang akan dilaksanakan
10.3.8
Menyusun kerangka pikir dalam bentuk diagram
10.3.9
Pengembangan proposal Penelitian Tindakan Kelas (PTK) terkait pembelajaran lima
mata pelajaran SD/MI.
10.3.10
Melaksanakan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
lima mata pelajaran SD/MI.
10.3.11 Melakukan refleksi atas
pembelajaran yang telah di lakukannya selama mengajar
20.1.1
menjelaskan hakikat bahasa
20.1.2
membedakan pemerolehan dan pembelajaran bahasa
20.1.3 menjelaskan tahapan pemerolehan
bahasa anak
20.1.4
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pemerolehan bahasa
20.2.1
menyebutkan fungsi dan kedudukan bahasa Indonesia
20.2.2
membedakan kedudukan dan fungsi bahasa Indonesia
20.2.3
Mengidentifikasi ragam bahasa Indonesia
20.2.4
menerapkan ragam bahasa Indonesia dalam pembelajaran
20.3.1
Mengidentifikasi kaidah bahasa Indonesia (fonologi=ejaan dan lafal sebagai
rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3.2
Mengidentifikasi kaidah bahasa Indonesia (morfologi=tata bentukan dan tata
istilah sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3.3
Mengidentifikasi kaidah bahasa Indonesia (akronim dan singkatan sebagai rujukan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3.4
Mengidentifikasi kaidah bahasa Indonesia semantik (makna kata, hubungan
makna=polisemi, sinonim, antonim, hiponim, homograf, homofon, denotasi, konotasi,
majas sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3.5
Mengidentifikasi kaidah bahasa Indonesia sintaksis (tata kalimat sebagai
rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3
6 menerapkan kaidah bahasa Indonesia (fonologi=ejaan dan lafal sebagai rujukan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3
7 Menerapkan kaidah bahasa Indonesia (morfologi=tata bentukan dan tata istilah
sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3.8
Menerapkan kaidah bahasa Indonesia (akronim dan singkatan sebagai rujukan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3.9
Menerapkan kaidah bahasa Indonesia semantik (makna kata, hubungan
makna=polisemi, sinonim, antonim, hiponim, homograf, homofon, denotasi,
konotasi, majas sebagai rujukan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3.10
Menerapkan kaidah bahasa Indonesia sintaksis (tata kalimat sebagai rujukan
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar)
20.3.11
Mengidentifikasi unsur-unsur wacana
20.3.12
Mengidentifikasi isi wacana (konten IPS)
20.3.13
Mengidentifikasi jenis wacana (konten IPS)
20.3.14
Mengidentifikasi fakta yang terdapat dalam wacana
20.3.15
Menyusun wacana yang kohesif dan koheren
20.4.1
Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan (berbicara dan menyimak)
dan tertulis (membaca dan menulis)
20.4.2
Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara diskrit: menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis)
20.4.3
Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara integratif: menyimak,
berbicara, membaca, menulis)
20.4.4
Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa berdasarkan konteks (akademis,
formal, vokasional)
20.4.5
Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan produktif. Berbicara
(monolog, bercerita, pidato,
ceramah, khotbah, dialog, wawancara,
diskusi, debat, percakapan, drama)
20.4.6
Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara lisan reseptif. Menyimak
reseptif dan kritis (monolog,
bercerita,
pidato, cermah, khotbah, dialog, wawancara, diskusi, debat, percakapan, drama)
20.4.7.
Menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis produktif. Menulis:
fiksi (pantun, puisi, dan dongeng)
nonfiksi
(catatan harian, iklan, surat)
20.4.8
menerapkan prinsip dan prosedur berbahasa secara tertulis reseptif. Membaca (Membaca,
Menulis Permulaan),
membaca
teks, membaca nyaring.
20.5.1
Mengidentifikasi teori sastra Indonesia
20.5.2
membedakan sastra lama dan sastra baru
20.5.3
mengidentifikasi genre sastra Indonesia
20.5.4
Menjelaskan genre sastra Indonesia
20.5.5
Membedakan prosa dan puisi
20.6
1 Mengidentifikasi prosa Indonesia
20.6.2
Membedakan prosa lama dan prosa baru
20.6.3
Mengidentifikasi unsur instrinsik puisi
20.6.4
Menjelaskan bentuk puisi
20.6.5
Menulis cerita pendek
20.6.6.
Menulis puisi sederhana
21.3.1
menentukan tujuan pembelajaran sesuai IPK lima mata pelajaran SD/MI
21.3.2 menganalisis aktivitas pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran
20.7.2
Menentukan hasil operasi hitung campuran yang melibatkan tiga atau lebih pada
bilangan bulat.
20.7.3
Memprediksi pola-pola bilangan sederhana
20.7.4
Menunjukkan gambar peragaan operasi dua bilangan (tambah atau kurang) hingga
diperoleh hasil berupa bilangantertentu.
20.7.5
Menunjukkan gambar peragaan operasi dua bilangan (kali atau bagi) hingga
diperoleh hasil berupa bilangantertentu.
20.7.6
Mengurai sebuah bilangan asli sampai dengan 500 sebagai hasil penjumlahan,
pengurangan, perkalian atau
pembagian
dua buah bilangan asli lainnya dengan berbagai kemungkinan jawaban
20.7.7
Menunjukkan lambang pecahan biasa maupun pecahan campuran dan representasinya
dalam bentuk gambar
20.7.8
Membandingkan dua pecahan (lebih dari, sama dengan, kurang dari) berikut
representasinya dalam bentuk gambar
20.7.9
Membandingkan dua bilangan pecahan desimal (lebih dari, sama dengan, kurang
dari)
20.7.10
Menentukan untung atau rugi yang melibatkan nilai pecahan uang
20.7.11
menentukan berat bersih/netto, berat kotor/bruto, dan tara suatu benda
20.7.12
Menaksir hasil perhitungan dengan strategi pembulatan satuan, pembulatan
puluhan, dan pembulatan ratusan
20.7.13 Membaca data yang ditampilkan dalam
bentuk tabel atau diagram batang.
20.7.14
Membaca, mendeskripsikan dan menginterpretasikan data yang ditampilkan dalam
bentuk tabel atau diagrambatang.
20.7.15
Menginterpretasikan data yang ditampilkan dalam bentuk tabel atau diagram
batang.
20.7.16
Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang
20.7.17
Membaca data yang ditampilkan dalam bentuk tabel atau diagram batang.
20.7.18
Menentukan rata-rata, median, atau modus suatu kumpulan data dengan dengan
menggunakan statistiksederhana
20.7.19
Menganalisis sifat-sifat segiempat sederhana (persegi dan persegipanjang)
20.7.20
Menentukan konversi satuan berat, waktu, dan panjang.
20.7.21
Menentukan luas daerah bangun datar sederhana (persegi dan persegi panjang)
20.7.22
Mengidentikasi berbagai jenis dan besar sudut
20.7.23
Menunjukkan hasil rotasi dan pencerminan suatu bangun datar dengan menggunakan
gambar
20.8.1
Menggunakan gambar atau representasi lain secara tepat untuk menyelesaikan
masalah matematika atau masalahdalam dunia nyata yang melibatkan operasi hitung
(tambah, kurang, kali, bagi) atau relasi (lebih besar, lebih kecil samadengan)
pada bilangan cacah
20.8.2
Menggunakan gambar atau representasi lain secara tepat untuk menyelesaikan masalah
matematika atau masalahdalam dunia nyata yang melibatkan operasi hitung
(tambah, kurang, kali, bagi) atau relasi (lebih besar, lebih kecil samadengan)
pada bilangan pecah
20.8.3
Menggunakan sifat-sifat operasi hitung (assosiatif atau distributif) untuk
melakukan operasi hitung dua bilanganatau lebih secara lebih cepat dalam
menyelesaikan masalah matematika maupun masalah terkait yang ada dalamkehidupan
sehari-hari.
20.9.1
Menggunakan perkalian bersusun untuk menghitung hasil kali bilangan dua angka hingga
tiga angka.
2.9.2
Menggunakan pembagian bersusun untuk mencari hasil bagi bilangan dua hingga
tiga angka dengan bilangan satuatau dua angka lainnya yang lebih kecil.
20.9.
3 Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan operasi hitung
campuran, bilanganberpangkat dan akar, FPB dan KPK
20.9.
4 Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan bilangan
bulat dan bilangan pecahansederhana
20.9.5
Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang terkait dengan perbandingan
20.9.6
Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan waktu
20.9.7
Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
keliling dan luas persegi danpersegipanjang
20.9.8
Menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan strategi
gambar atau modelmatematika sederhana
20.10.1
Menggunakan alat peraga matematika sesuai dengan fungsinya
20.10.2
Menggunakan alat ukur sesuai besaran yang diukur (panjang, waktu, sudut, berat)
20.10.3
Menggunakan piranti pengolah kata untuk mengetik simbol/notasi matematika dan
menggambar obyekgeometri
20.10.4
Menggunakan piranti pengolah angka untuk pengolahan nilai
20.10.5
Menggunakan piranti presentasi untuk kegiatan pembelajaran di kelas.
20.13.1
Mendeskripsikan hubungan antara struktur anggota tubuh manusia dengan fungsinya
20.13.2 Mendeskripsikan hubungan antara
struktur panca indera dengan fungsinya.
20.13.3
Menjelaskan perawatan tubuh dan pemeliharaan kesehatan tubuh.
20.13.4
mendeskripsikan ciri-ciri makhluk hidup.
20.13.5
mendeskripsikan komponen-komponen penyusun lingkungan hidup.
20.13.6
menjelaskan berbagai jenis ekosistem.
20.13.7 Mendeskripsikan pengertian populasi
Populasi
adalah kumpulan individu yang sejenis dan hidup di suatu daerah dengan waktu
tertentu. Ukuran populasi berubah setiap waktu. Perubahan ukuran populasi
dinamakan dinamika populasi. Perubahan yang dihitung menggunakan rumus
perubahan jumlah dibagi waktu. Hasilnya adalah kecepatan perubahan dalam
populasi
20.13.8
mendeskripsikan perawatan hewan dan tumbuhan
20.13.9
mendeskripsikan daur hidup hewan
20.13.10
mendeskripsikan perkembangbiakan tanaman
20.13.11
mendeskripsikan sifat benda padat.
20.13.12
mendeskripsikan sifat benda cair
20.13.13
mendeskripsikan sifat benda gas
20.13.14
mengidentifikasi perubahan wujud benda
20.13.15
mendeskripsikan pengertian perubahan fisika
Perubahan fisika adalah perubahan
yang terjadi pada suatu benda tanpa menghasilkan zat baru. Contohnya: lilin
meleleh.
Macam-macam dan contoh perubahan
fisika.
1. Perubahan
bentuk dan ukuran, contoh:
a. beras ditumbuk
menjadi tepung beras
b. kain diubah
menjadi baju atau celana
c. kayu diubah
menjadi lemari, kursi atau meja
2. Perubahan
wujud
a. minyak angin menguap
b. air membeku menjadi es
c. kapur barus menyublim
3. Perubahan karena pelarutan atau pengeringan,
contoh :
a. jagung segar di ubah menjadi jagung
kering
b. gula dilarutkan di dalam air menjadi larutan
gula
c. pakaian yang mengering setelah dijemur
4. Perubahan karena adanya pemanasan atau arus listrik,
contoh :
a. besi
yang dipanaskan
b. filamen pada lampu pijar yang menyala
5. Perubahan volume, contoh:
* termometer
20.13.16 mendeskripsikan pengertian perubahan kimia
Perubahan
kimia adalah perubahan pada suatu benda yang menghasilkan zat baru. Contohnya:
kertas di bakar menjadi abu,besi berkarat,apel membusuk,nasi menjadi basi,dll.
20.13.17
menjelaskan teknik memanfaatkan perubahan benda
20.13.18
menjelaskan cara mencegah terjadinya perubahan kimia
20.13.19
membedakan campuran homogen dari campuran heterogen
Campuran
heterogen
adalah suatu campuran yang terdiri
dari dua bahan atau lebih yang memiliki fasa yang berbeda. Contohnya adalah
pasir dimasukkan kedalam air, campuran ini merupakan campuran heterogen karena
terdiri dari bahan-bahan yang memiliki fase berbeda, pasir dalam fase padatan
dan air dalam fase cair.
Campuran
homogen
adalah suatu campuran yang terdiri
dari 2 bahan atau lebih dalam fase yang sama. Sebagai contoh sejumlah kecil
garam (NaCl) dimasukkan ke dalam air, garam perlahan akan menghilang. Garam
yang telah dimasukkan larut dalam air dan karena larutnya garam, air dan garam
pun membentuk suatu zat baru yang memiliki sifat yang berbeda dengan zat
murninya.
20.13.20
mengidentifikasi campuran homogen dan campuran heterogen
20.13.21
menentukan kadar kadar zat dalam campuran
Contoh
soal: Dalam 100 gram roti terdapat 5 garam gula: Berapa % kadar gula dalam roti tersebut?
Jawab:
Diketahui;
Mass
gula (komponen) = 5 gram
Mass
roti (campuran) = 100 gram
Kadar
gula = massa gula/ massa larutan x 100%
Kadar
gula = 5%
20.13.22
menjelaskan konsep larutan
Larutan
adalah suatu campuran homogen dua
zat atau lebih yang saling melarutkan dan masing-masing zat penyusunnya tidak
dapat dibedakan lagi secara fisik. Larutan terdiri dari dua komponen yaitu zat
terlarut (solut) dan pelarut (solvent). Zat terlarut (komponen minor) biasanya
jumlahnya yang lebih kecil dibandingkan dengan pelarut (komponen utama). Larutan
digolongkan berdasarkan wujud pelarut dan daya hantar listrik. Berdasarkan wujud
pelarutnya, larutan dibedakan menjadi padat, cair dan gas. Berdasarkan daya
hantar listriknya, larutan dibedakan menjadi larutan elektrolit dan non
elektrolit. Larutan elektrolit adalah larutan dalam air menghantarkan listrik,
sedangkan larutan non elektrolit tidak.
Jenis larutan berdasarkan komponen
penyusunnya.
Beberapa jenis larutan berdasarkan wujud
pelarut
Zat Terlarut
|
Pelarut
|
Sifat Larutan
|
Contoh
|
Gas
|
Gas
|
Gas
|
Udara
(oksigen dan gas-gas lain dalam nitrogen)
|
Gas
|
Cairan
|
Cairan
|
Oksigen
dalam air.Air soda (CO2 dalam air)
|
Gas
|
Padatan
|
Padatan
|
Hidrogen
larut dalam logam paltina
|
Cairan
|
Cairan
|
Cairan
|
Alkohol
dalam air
|
Padatan
|
Cairan
|
Cairan
|
Uap
air dalam kayu
|
Gas
|
Cairan
|
Cairan
|
Uap
air di udara (kelembaban)
|
Padatan
|
Padatan
|
Padatan
|
Kuningan
(tembaga+seng)
|
Gas
|
Padatan
|
Padatan
|
Batu
apung
|
Cairan
|
Padatan
|
Padatan
|
Garam
dapaur (Na Cl) dalam air
|
20.13.23
membedakan larutan dengan campuran
A. Larutan
Contoh larutan
1. Larutan garam
adalah campuran homogen dari garam dalam air.
2. Larutan gula
adalah campuran homogen dari gula dalam air.
3. Larutan oralit
adalah campuran homogen dari gula dan garam dalam air.
B.Campuran
Campuran adalah materi yang terdiri
atas dua macam zat atau lebih dan masih memiliki sifat-sifat zat aslinya. Jika
kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batas di antara kedua cairan
tersebut.
20.13.24
menjelaskan teknik pemisahan campuran secara sederhana
JENIS-JENIS TEKNIK PEMISAHAN
1. Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan
metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan
alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran
partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring akan menahan zat padat yang
mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan dan meneruskan
pelarut. Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk
larutan atau berwujud cair kemudian
disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang tertinggal di
penyaring disebut residu (ampas). Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan
air dari sampah pada pengolahan air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium,
menghilangkan pirogen (pengotor) pada air suntik injeksi dan obat-obat injeksi,
dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada pada gula. Penyaringan di
laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring buchner. Penyaring
buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat dilengkapi
dengan alat penghisap.
2. Sublimasi
Sublimasi merupakan metode pemisahan
campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu
sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. Bahan-bahan yang
menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan
iod.
3. Kristalisasilisas
Kristalisasi merupakan metode
pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar
metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku.
Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi
pendinginan. Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah
pembuatan garam dapur dari air laut. Mula-mula air laut ditampung dalam suatu
tambak, kemudian dengan bantuan sinar matahari dibiarkan menguap. Setelah proses penguapan, dihasilkan
garam dalam bentuk kasar dan masih bercampur dengan pengotornya, sehingga untuk
mendapatkan garam yang bersih diperlukan proses rekristalisasi (pengkristalan
kembali). Contoh lain adalah pembuatan gula putih dari tebu. Batang tebu dihancurkan
dan diperas untuk diambil sarinya, kemudian diuapkan dengan penguap hampa udara
sehingga air tebu tersebut menjadi kental, lewat jenuh, dan terjadi
pengkristalan gula. Kristal ini kemudian dikeringkan sehingga diperoleh gula
putih atau gula pasir.
4. Desilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan
untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat
atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah
titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk
larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak
terlalu dekat. Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan
pada suhu diantara titik didih bahan yang diinginkan. Pelarut bahan yang
diinginkan akan menguap, uap dilewatkan pada tabung pengembun (kondensor). Uap
yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini disebut
destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses
penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum
5.Ekstraksi
Ekstraksi merupakan metode pemisahan
dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode
pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.
6 Adsorbsi
Adsorbsi merupakan metode pemisahan
untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan
pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi.
Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau
mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.
7. Kromatografi
Kromatografi adalah cara pemisahan
berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat
tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu,
daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh
proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta
20.13.25
mengubah satuan dalam besaran fisika
Besaran turunan , Satuan , Simbol
dan dimensionalnya menurut Satuan Internasional (SI)
Nama
Besaran
|
Satuan
|
Simbol
Satuan
|
Dimensi
Satuan
|
Gaya
|
Newton
|
N
|
kg.m/sec2
|
Tekanan
|
Pascal
|
Pa.N./m2
|
kg.(m2/sec2)
|
Energi
|
Joule
|
J.Nm
|
kg.(m2/sec2)
|
Tenaga
|
Watt
|
W.J./sec
|
kgm2/sec3
|
Torque
|
Metr-Newton
|
r.mN
|
kgm2/sec2
|
Electric Charge
|
Coulomb
|
C
|
asec
|
Potensial Listrik
|
Volt
|
V atau J/c
|
kgm2/sec3.a
|
Tahanan Listrik
|
Ohm
|
V/A atau R
|
kgm2/sec3.a2
|
Kapasitas Listrik
|
Farad
|
F, C/V,C2/J
|
sec4a2/kgm2
|
Induktan
|
Henry
|
H, J/A, Vsec
|
kgm2/sec2a
|
Fluks Magnetis
|
Weber
|
Wb, J/A,Vsec
|
Kgm2/sec2a
|
Intensitas Magnetis
|
Testa
|
T,Wb/m2, Vsec/m2
|
kg/sec2a
|
Frekwensi
|
Hertz
|
Hz
|
sec-1
|
Disintegrasi rate
|
Becquerel
|
Bq
|
sec-1
|
Dosis Anbsorpsi
|
Gray
|
Gy, J/kg
|
m2/sec2
|
20.13.26
Menentukan suatu hasil pengukuran
20.13.27
Mengoperasikan berbagai alat ukur besaran pokok
20.13.28
Menjelaskan pengaruh gaya terhadap gerak benda
Gaya mengakibatkan adanya perubahan
pada benda. Dengan kata lain, gaya dapatmempengaruhi suatu benda. Pengaruh gaya
terhadap benda adalah sebagai berikut:
Gaya dapat menggerakkan benda diam.
Gaya dapat membuat benda bergerak menjadi diam.
Gaya dapat mengubah ke&epatan gerak benda.
Gaya dapat mengubah arah gerak benda.
Gaya dapat mengubah bentuk benda.
Gaya dapat mempengaruhi keadaan benda di dalam air.
1. Gaya Menggerakkan Benda diam
Benda diam akan bergerak jika diberi
gaya. Contohnya, bola akan melambung ke udara jika kita tendang. Lemari akan
bergeser jika kita dorong. Sepeda akan berjalan jika kita kayuh. Batu akan bergerak jika
kita lempar. Masih banyak contoh lain yang membuktikan bahwa gaya dapat
menggerakkan benda diam.
2. Gaya Membuat Benda Bergerak Menjadi Diam
Contoh benda yang bergerak adalah
sepeda yang dikayuh, sepeda motor yang sedang bergerak, kelereng yang
menggelinding dan sebagainya. :enda yang bergerak tersebut dapat berhenti atau
diam jika diberi gaya. epeda
yang bergerak akan berhenti jika direm. epeda motor yang sedang bergerak akan berhenti jika direm.
5elereng yang menggelinding akan berhenti jika kita tahan dengan tangan atau
kaki. Mengerem sepeda dan sepeda motor termasuk bentuk gaya. :egitu pula dengan
menahan kelereng dengan tangan juga termasuk bentuk gaya. 6engan demikian, gaya
dapat membuat benda bergerak menjadi diam.6st
20.13.29
Menjelaskan pemanfaatan gaya dalam pesawat sederhana
Pesawat
sederhana tidak mengurangi total usaha/kerja yang kita keluarkanuntuk
mengangkat beban. walaupun demikian jumlah gaya yang dibutuhkan untuk mencapai
hal ini dapat dikurangi dengan menerapkan gaya yang lebih sedikit
terhadap jarak yang lebih jauh. ingat :
W = F.s
Keterangan :
W = usaha ( J )
F = gaya ( N )
s = jarak tempuh ( m )
Dengan
kata lain, walaupun usaha yang kita
keluarkan sama peningkatan jarak akan mengurangi gaya yang dibutuhkan.
Penting
Lambang
berat benda (W) hampir sama dengan usaha (W) lambang berat dengan huruf kecil
dan usaha dengan huruf besar.
1.
Bidang Miring
Bidang
miring merupakan sebuah bidang miring yang digunakan untuk memindahkan sebuah
benda ke ketinggian tertentu.
Keterangan
:
KM = keuntungan mekanis
F = gaya dorong (N)
s
= panjang bidang miring (m)
h = ketinggian (m)
w = berat beban (N)
Misalnya;
Massa
kotak adalah 80 kg, dipindahkan dari atas tanah ke suatu tempat dengan
ketinggian 1,5 m. Berapakah usaha dan gaya yang kita keluarkan bila;
a. kita angkat langsung ke atas!
b. melalui bidang miring sepanjang 4,5 m!
Diketahui :
m = 80kg
g = 10m/s2
h = 1,5m
s = 4,5m
a. Mula-
kita cari berat benda dulu.... karena kita mengangkat benda secara langsung
maka gaya ( F ) yang kita lakukan = berat benda( w ) sedangkan
jarak tempuhnya ( s ) = ketinggian ( h
) maka rumus usaha berubah lambang, semula W = F.s menjadi W =
w.h
b. Jika benda kita dorong melalui bidang miring
20.13.30
Menjelaskan sifat-sifat cahaya
Sifat sifat cahaya
1.
CAHAYA MERAMBAT LURUS
Pada
kegiatan ini, yang kamu dapat membuktikan bahwa cahaya merambat lurus. Pada
saat salah satu karton digeser maka nyala lilin tidak dapat terlihat olehmu.
Nyala lilin terlihat ketika ketiga karton tersebut diletakkan sejajar.
2. CAHAYA MENEMBUS
BENDA BENING
Gelas
berisi air jernih, kaca, dan plastik, jika dikenai cahaya, hampir semua sinar
cahaya akan diteruskan. Benda (benda yang dapat di tembus cahaya disebut benda
bening. Buku tebal, karton, batu, dan kayu jika dikenai cahaya, hampir semua sinar cahaya tidak dapat diteruskan.
Benda (benda yang tidak dapat ditembus cahaya disebut benda gelap. Kain dapat
ditembus cahaya, tetapi tidak semua cahaya diteruskan. Cahaya hanya diteruskan
sampai ke bagian belakang benda. Benda semacam ini disebut benda keruh.
3. CAHAYA DAPAT
DIPANTULKAN
Kita
tidak dapat melihat benda dalam keadaan gelap. Sebab tidak ada cahaya yang
dipantulkan benda ke mata. Proses melihat terjadi karena cahaya mengenai benda.
Benda memantulkan cahaya tersebut ke mata kita. Dalam pemantulan, berlaku hukum-hukum
sebagai berikut.
a. Sudut datang sama dengan sudut pantul.
b. Sinar datang, garis normal, dan sinar pantul terletak
pada sebuah bidang datar.
Pemantulan
cahaya ada dua jenis yaitu pemantulan baur (pemantulan difus) dan pemantulan
teratur. Pemantulan baur terjadi apabila cahaya mengenai permukaan yang kasar
atau tidak rata. Pada pemantulan ini, sinar pantul arahnya tidak
beraturan. Sementara itu, pemantulan teratur terjadi jika cahaya mengenai
permukaan yang rata, licin, dan mengilap
20.13.31
Mendeskripsikan pemanfaatan cahaya dalam kehidupan sehari-hari
PEMANFAATAN
SIFAT-SIFAT CAHAYA DALAM KARYA SEDERHANA
Sifat-
sifat cahaya tersebut dapat dimanfaatkan dalam pembuatan
berbagai macam alat, diantaranya periskop, kaleidoskop, dan lup.
1.
Periskop
Awak
kapal selam yang berada di kedalaman laut dapat mengamati permukaan laut
menggunakan periskop. Periskop menerapkan sifat cahaya yang berupa pemantulan.
Cahaya dari atas permukaan laut ditangkap oleh suatu &ernin, kemudian
dipantulkan menuju mata pengamat di dalam kapal selam.
2.
Kaleidoskop
Kaleidoskop
adalah mainan yang dibuat menggunakan cermin. Dengan alat ini, kamu dapat
membuat aneka macam pola yang mengagumkan. Pola-pola ini diperoleh karena
bayangan benda-benda dalam kaleidoskop mengalami pemantulan berkali-kali. Dengan
demikian, jumlah benda terlihat lebihbanyak daripada benda aslinya
Lup
merupakan alat optic yang sangat sederhana. Alat ini berupa lensa cembung. Lup
berfungsi membantu mata untuk melihat benda-benda kecil agar tampak besar dan
jelas.
20.13.32
Membedakan pengertian suhu dan kalor
Suhu
adalah besaran yang menunjukkan
derajat panas suatu benda. Alat ukur suhu disebut termomoter
Kalor
Didefinisikan sebagai energi panas
yg dimiliki suatu zat
20.13.33
Menjelaskan pengaruh kalor pada benda
1. Pengaruh Kalor
terhadap Massa Benda
Untuk jenis benda yang sama tetapi
massanya berbeda kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata
besarnya berbeda. Artinya, semakin besar massa benda, semakin besar pula kalor
yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda tersebut. Dengan demikian, jumlah
kalor yang diperlukan sebanding dengan massa bendanya
2. Pengaruh kalor terhadap Jenis Benda
Untuk jenis benda yang berbeda tetapi
massanya sama, kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata
besarnya berbeda. Dengan demikian, jumlah kalor yang diperlukan bergantung pada
jenis bendanya.
3. Pengaruh Kalor pada Suhu Benda
Jumlah kalor yang diberikan besarnya
sebanding dengan kenaikkan (perubahan) suhu benda. Artinya, makin banyak kalor
yang diberikan kepada benda, semakin besar pula kenaikan suhu benda tersebut. Jadi,
banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda bergantung
pada massa benda (m), kalor
jenis benda (c), dan perubahan suhu (AT) secara matematis, hubungan tersebut dirumuskan
Q = m xc x At
20.13.34
Mengkonversi penunjukkan skala termometer
Tips dan Trik Mudah Mengerjakan Soal Konversi Suhu
1.
Tentukan terlebih dahulu suhu yang akan dikonversi,
2.
Tentukan perbandingan untuk suhu yang akan dicari dengan yang diketahui.
3.
Tentukan titik tetap bawah suhu yang diketahui dan yang akan dicari. Misalnya
untuk celsius titik tetap bawahnya adalah 0 derajat sedangkan suhu untuk
fahranhaet adalah 32 derajat .
Silahkan lihat tabel pada kolom TTB
T
|
TTA
|
TTB
|
TTA-TTB
|
P
|
K-273
|
373
|
273
|
100
|
5
|
º C
|
100
|
0
|
100
|
5
|
º C
|
80
|
0
|
80
|
4
|
º F-32
|
212
|
32
|
180
|
9
|
Keterangan:
T = Suhu
TTA =
Suhu Tetap Atas
TTB =
Suhu Tetap Bawah
P =
Perbandingan
4. Setelah tahapan 1, 2, dan 3 ditentukan,
langkah selanjutnya adalah menghitung konversi tersebut dengan menggunakan
konsep perbandingan senilai atau seharga. Maka hasilnya akan diperoleh.
Contoh soal
Sebuah benda memiliki suhu 40º R, berapa suhu tersebut jika dinyatakan
ke dalam derajat celsius, kelvin, dan Fahranhaet?
Penyelesaian;
Diketahui
T
º R = 40 º R
T
º C : T º R = 5 : 4
T
º K : T º R = 5 : 4
T
º F : T º R = 9 : 4
Ditanyakan T º
C, T
º K , dan T º F ?
Jawab :
Kita akan tentukan berapa besarnya
suhu terebut jika dikonversi ke dalam skala celsius. Seperti yang diketahui bahwa
suhu dalam skala reamur adalah 40 º
R, dan akan dikonversi ke dalam skala celsius yang memiliki perbandingan skala 5
: 4. Titik tetap bawah untuk celsius dan reamur adalah sama yaitu 0 º. Maka penyelesaiannya sebagai berikut.
Jadi 40 º R akan sama dengan 50 º
C.
20.13.35
Mendeskripsikan pemanfaatan kalor dalam kedidupan sehari-hari
20.13.36 Menentukan suatu hasil pengukuran
dalam suatu rangkaian listrik
20.13.37
Membedakan jenis-jenis rangkaian listrik
20.13.38
Menjelaskan hubungan antara gejala kelistrikan dengan kemagnetan
20.13.39
Mendeskripsikan pemanfaatan gejala kelistrikan dan kemagnetan dalam kehidupan
sehari-hari
20.13.1.40
Menjelaskan bentuk-bentuk energi
20.13.41
Menjelaskan perubahan energi
20.13.42
Mendeskripsikan pemanfaatan energi dalam kehidupan sehari-hari
20.13.43
Menjelaskan berbagai peristiwa alam
20.13.44 Menyebutkan jenis-jenis sistem
penanggalan
21.1.
Memahami SK Lima matapelajaran SD/MI
21.2
Memahami KD Lima matapelajaran SD/MI.
21.3
Memahami Tujuanpembelajaran lima mata pelajaran SD/MI
22.1
Memilih materi limamatapelajaran SD/MI yang sesuai dengan tingkat perkembangan
22.2
Mengolah materi lima mata pelajaran SD/MI cara integratif dan kreatif sesuai
23.1
Melakukan refleksi terhadap kinerja sendiri secara/terus menerus.
23.2
Memanfaatkan hasil refleksi dalam rangka peningkatan keprofesionalan.
23.3
Melakukan penelitian tindakan kelas untuk peningkatan keprofesionalan
23.4
Mengikuti kemajuan zaman denganbelajar dari berbagai sumber.
24.1
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam berkomunikasi.
24.2
Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk pengembangan diri.
20.18.1 Mengidentifikasi macam-macam norma dalam
kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat sekitar
Pembagian/ Macam-Macam Norma yang berlaku di Masyarakat
Norma Agama
Norma agama ialah petunjuk hidup
yang berasal dari Tuhan YME yang disampaikan melalui utusannya yang berisi
perintah dan larangan. Sanksi jika melanggar norma agama ialah siksa akhirat setelah meninggal dunia. Contoh
Norma agama dalam Masyarakat
1. Menjauhi
larangan-larangan agama, contohnya berjudi, mabuk-mabukan, mencuri,
memfitnah,membunuh dan lain-lain.
2. Melaksanakan perintah agama, contohnya
beribadah, membantu orang lain dan lain-lain.
3. Percaya kepada Tuhan
YME.
Norma Hukum
Norma hukum adalah aturan sosial
yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya pemerintah, sehingga
sifatnya tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat berperilaku
sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Sanksi dari melanggar norma ini antara lain denda sampai
hukuman penjara dan hukuman mati.
Contoh norma dalam Masyarakat:
1. Mematuhi
peraturan lalu lintas ketika berkendaran di jalan raya.
2. Tidak melakukan
tindakan yang melanggar hukum contohnya mencuri, membunuh, korupsi dan lain-lain.
Norma Kesopanan
Norma kesopanan ialah aturan di dalam masyarakat yang
bersumber dari kebiasaan serta kepatuhan di dalam masyarakat itu sendiri.
Contoh norma Kesopanan dalam Masyarakat
1. Mengucapkan salam
ketika bertamu.
2. Mengucapkan
kata-kata yang sopan dan tidak menyakiti hati orang lain.
3. Menghormati orang yang lebih tua.
4. Tidak membuang sampah sembarangan.
Norma
Kesusilaan
Norma kesusilaan ialah peraturan atau kaidah pedoman hidup yang bersumber dari hati
nurani manusia.
Contoh norma Kesusilaan dalam Masyarakat
1. Menghargai serta
menghormati orang
lain.
2. Menghormati orang
yang lebih tua.
3. Jujur dan adil
dalam masyarakat.
Norma Kebiasaan
(Habit)
Norma ini merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan
secara berulang-ulang dalam bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang
yang tidak melakukan norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain.
Kegiatan melakukan acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang
kampung adalah contoh dari norma ini.
20.18.2.
Mendeskripsikan perilaku kebersamaan dalam keberagaman dalam interaksi dengan
sesama teman di sekolahdan masyarakat
20.18.3
Mengidentifikasi contoh perilaku kebersamaan dalam keberagaman budaya dalam
masyarakat berbangsa danbernegara
20.18.4
Menganalisis contoh perilaku kebersamaan dalam keberagaman budaya dalam
masyarakat berbangsa danbernegara
20.18.5
Mengidentifikasi kegiatan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
sesuai dengan kompetensidasar
20.18.6.
Menganalisis kegiatan pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
secara tematik sesuai dengan karakteristik mata pelajaran
20.19.1
Mengidentifikasi konsep kepribadian nasional berdasarkan kebhinekaan budaya
daerah
20.19.2.
Menganalisis prinsip kepribadian nasional berdasarkan kebhinekaan budaya daerah
20.19.3.
Mendeskripsikan demokrasi konstitusional Indonesia sesuai dengan semangat kebangsaan
20.19.4.
Mengidentifikasi sikap dan perilaku cinta tanah air serta bela negara
berdasarkan karakter masyarakat Indonesia
20.19.5.
Menganalisis contoh sikap dan perilaku cinta tanah air serta bela negara
berdasarkan karakter masyarakat Indonesia
20.19.6.
Merancang kegiatan pembelajaran yang mencerminkan perilaku cinta tanah air dan
bela negara
20.20.1.
Mengidentifikasi konsep perlindungan Hak Asasi Manusia dalam masyarakat sekitar
20.20.2.
Mengidentifikasi prinsip perlindungan Hak Asasi Manusia dalam masyarakat
sekitar
20.20.3.
Mendeskripsikan prinsip penegakan hukum yang adil dan benar
20.20.4
Mendeskripsikan perilaku perlindungan Hak Asasi Manusia dalam masyarakat
sekitar secara kontekstual
20.20.5. Menganalisis contoh perilaku
perlindungan Hak Asasi Manusia dalam masyarakat sekitar secara kontekstual
20.21.1
Mengidentifikasi prinsip perlindungan Hak Asasi Manusia dalam masyarakat
sekitar
20.21.2.
Menjelaskan konsep nilai, moral, dan norma kewarganegaraan Indonesia yang
demokratis dalam konteks kewargaan negara dan dunia
20.21.3.
Mengidentifikasi contoh sikap dan perilaku berdasarkan moral kewarganegaraan
secara kontekstual
20.21.4
Menganalisis contoh perilaku perlindungan Hak Asasi Manusia dalam masyarakat
sekitar secara kontekstual
20.21.5. Mendeskripsikan contoh sikap dan
perilaku masyarakat yang cinta tanah air sebagai pendukung NKRI
21.1.1 Memilih kompetensi Dasar lima mata
SD/MI kelas IV s.d kelas VI yang dapat ditematikan
21.2.1
menentukan IPK lima mata pelajaran SD/MI kelas IV s.d kelas VI .
21.3.1
menentukan tujuan pembelajaran sesuai IPK lima mata pelajaran SD/MI kelas IV
s.d kelas VI
21.3.2 menganalisis aktivitas pembelajaran
sesuai dengan tujuan pembelajaran
22.1.1 Menentukan ruang lingkup
materi/bahan ajar sesuai dengan IPK lima mata pelajaran SD/MI kelas IV s.d
kelas VI
22.2.1
Menyusun materi pembelajaran dari lima mata pelajaran SD/MI kelas IV s.d. Kelas
VI secara integratif dan kreatif
sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
23.1.1.
Memilih bahan refleksi yang tepat untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru
23.1.2.
Menjelaskan cara refleksi terhadap kinerja sendiri
23.1.3. Menentukan pokok permasalahan dalam
pembelajaran yang perlu diperbaiki
23.2.1.
Menentukan tindakan perbaikan pembelajaran yang tepat berdasarkan hasil refleksi
23.3.1
mengetahui konsep dan prosedur penelitian tindakan kelas
23.3.2. Menjelaskan cara pengumpulan data
pada penelitian tindakan kelas
23.3.3
Menjelaskan cara analisis data kualitatif dan data kuantitatif dengan
statistika sederhana
23.3.4.
mengetahui kaidah penulisan laporan penelitian tindakan kelas
23.3.5.
Menjelaskan sistematika pokok dari laporan penelitian tindakan kelas
23.3.6.
Mendeskripsikan isi laporan penelitian tindakan kelas sesuai bab dan sub babnya
23.4.1.
mengetahui situs penyedia sumber belajar di internet
23.4.2.
Menggunakan TIK untuk mencari informasi pembelajaran
23.4.3.
mengetahui macam dan karakteristik forum ilmiah yang sesuai bagi peningkatan
keprofesionalisan guru
24.1.1
Menggunakan email untuk mengirim dokumen literatur pembelajaran matematika SD.
24.1.2
Menggunakan web-blog sebagai sarana komunikasi antar peserta KKG.
24.2.1
Menggunakan mesin pencari untuk mencari referensi penelitian tindakan kelas.
24.2.2
Menggunakan situs Learning Management System (LMS) untuk mengikuti pelatihan
online bagi guru SD kelas IV s.d
VI.
Catatan: Meskipun belum semua materi terselesaikan semoga dapat menambah ilmu anda
untuk mengikuti UKG dan sesudah UKG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar